All Chapters of Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek: Chapter 261 - Chapter 270

Aku juga mau tahu sebenarnya dia yang benar atau aku yang kurang objektif.Hal ini entah bagaimana sampai ke telinga Rian.Saat istirahat makan siang, Rian datang ke ruang istirahatku. Melihatku masih merapikan data, dia berkata dengan nada kaget, "Ternyata benar kata Dokter Baim dan yang lain, Dokter Raisa benar-benar mengajukan pertanyaan ke Ardi saat pemeriksaan pagi tadi?"Aku mengangguk dan menjelaskan, "Aku cuma berbicara sesuai fakta.""Keren." Rian mengacungkan jempolnya lalu memujiku, "Bahkan Dokter Roni saja nggak pernah seterus terang itu waktu melakukan pemeriksaan bersama Ardi, memang Dokter Raisa patut kukagumi."Aku melihat Rian dengan kaget lalu bertanya, "Jadi Dokter Rian nggak merasa sikapku bermasalah?""Tentu saja nggak." Rian berkata terus terang, "Kamu tahu, kadang yang paling menakutkan itu bukan prasangka, tapi 'jawaban yang dianggap benar' setelah kita dilatih oleh aturan. Benar, Ardi memang punya pencapaian dan jabatan yang membuatnya bersinar, tapi keberhasil

Melihat ibuku yang panik sampai tidak bisa bicara, aku segera menenangkannya, "Nggak apa-apa, masih dalam rentang waktu normal, Ibu jangan ....""Nggak bisa, aku sudah nggak bisa menunggu." Ibuku tipe yang tidak sabaran, dia langsung berdiri dan berkata, "Aku mau pergi mencari Ardi, aku mau tanya yang jelas kondisi pamanmu."Mengingat kejadian siang tadi, aku merasa ibuku pasti akan diusir kalau mencari Ardi sekarang. Aku segera menghentikannya dan berkata, "Kamu tunggu di sini, aku pergi cari dia.""Tanya sedetail mungkin, nada bicaramu harus lembut." Ibuku sibuk berpesan, "Cara ini sangat efektif menghadapi Ardi."Aku hanya bisa bilang ibuku masih saja sangat percaya diri.Setengah jam kemudian, aku tiba di kantor Ardi. Aku melihat Zelda duduk di depan meja Ardi sambil membantunya merapikan peralatan kantornya.Aku mengetuk pintu dengan sopan.Mendengar suara ini, mereka langsung mendongak melihatku.Zelda memasang ekspresi kaget lalu berkata sungkan, "Kak Raisa kenapa ke sini?"Aku

Semakin cepat ditemukan, semakin cepat bisa ditangani.Jadi maksud Dokter Hendra kondisi Paman ini bisa lebih cepat dioperasi.Namun, sebagai dokter penanggung jawab, Ardi tidak menyadarinya?Ardi .... Benar juga, sekarang Ardi sepertinya sedang menemani orang tua Zelda makan malam."Terima kasih, Dokter Hendra." Aku berkata dengan suara gemetar, "Maaf sudah merepotkan.""Nggak usah sungkan-sungkan, aku juga datang karena Rian memohon," ujar Dokter Hendra santai, lalu dia melihat Rian dan berkata, "Kalau orang lain, aku nggak mungkin pulang dua sampai tiga hari lebih awal."Ternyata Dokter Hendra menyelesaikan pelatihannya lebih awal karena permintaan Rian.Setelah keluar dari ruang sterilisasi, Rian memanggilku. "Dokter Raisa lebih baik jangan keluar dulu, kalau Bibi melihatmu seperti ini, dia pasti akan khawatir."Teringat kondisi pamanku, lalu teringat ibuku yang tidak bisa menghadapi situasi seperti ini, setelah mengepal erat tanganku, aku baru keluar dari kekhawatiranku.Di luar k

Kalau memang dia begitu terpaksa menjadi dokter pamanku, sebagai keluarga pasien, aku ikuti kemauannya.Rian juga menyatakan tidak setuju dengan keputusanku ini. "Dokter Raisa, tadi kamu juga sudah dengar, Ardi memang ada urusan, bukan sengaja ....""Aku tahu." Aku menatap Rian lalu tersenyum tipis. "Aku nggak menyalahkan Dokter Ardi, hanya saja sekarang yang berbaring di dalam sana adalah pamanku, aku tentu saja mau memilih seorang dokter yang mementingkan dia."Cinta itu egois.Apalagi paman bisa bangun atau tidak masih belum pasti.Menurutku, kalau bisa bicara, Paman yang tidak suka Ardi pasti akan mendukung keputusanku.Berita ini segera tersebar di seluruh Mogowa.Ada yang mengataiku tidak tahu bersyukur, ada yang merasa aku punya dendam pribadi dengan Ardi dan Zelda, jadi mengambil kesempatan ini untuk balas dendam. Ada juga yang berkata Dokter Hendra dan Ardi memang bersaing sejak dulu, jadi aku mengambil kesempatan ini untuk ganti dokter sengaja untuk mempermalukan Ardi.Aku be

"Kak, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kartuku diblokir?" Di panggilan video, adikku yang memakai baju modis mengeluh di depan kamera. "Coba kamu tanya Kakak Ipar ada masalah apa?"Biaya sekolah ke luar negeri adikku dibayar oleh Keluarga Wijaya, kartu diblokir di saat seperti ini, sepertinya adalah peringatan dari Ardi."Aduh, Rena, kamu jangan panik dulu." Ibuku menenangkan adikku. "Begini saja, Ibu kirimkan sedikit uang dulu untukmu, kamu pakai dulu. Aku dan kakakmu urus masalah di sini dulu, ya?"Rena memasang wajah cemberut lalu berkata kesal, "Aku mana bisa nggak panik? Sekarang aku bahkan nggak punya uang makan. Menurutku, Kak, kamu cepat cari Kakak Ipar, dia sangat sayang padamu, coba tanya sebenarnya apa yang terjadi."Teringat Rena sudah tiga tahun tinggal di luar negeri, hanya karena satu kartu diblokir, dia sudah mengeluh seperti ini. Bagaimana nantinya? Kontrak pernikahanku dengan Ardi hanya tersisa setengah bulan. Kalau setengah bulan kemudian kami cerai, bagaimana den