Zelda tidak sendirian, dia ditemani oleh sahabatnya, Jessy.Suara Jessy bahkan lebih keras daripada Zelda, wajahnya tampak sangat terkejut. "Bibi, apakah Bibi akan bercerai? Bibi, kenapa Bibi akan bercerai?""Siapa bilang aku akan bercerai?" Nyonya Larasati sedang sibuk mengeluh pada kepala perawat tentang jadwal yang padat di departemen kami. Begitu mendengar kata-kata Jessy, dia lekas menjawab secara alami.Setelah mendengar jawabannya, aku punya firasat buruk. Benar saja, detik berikutnya, aku mendengar pertanyaan lanjutan dari Zelda, "Kalau bukan Bibi yang bercerai, lalu siapa yang bercerai?"Suasana menjadi hening saat ini. Tatapan Zelda tertuju padaku, dia tampak terkejut dan juga curiga. Jari-jarinya yang menggenggam buket bunga pun mengerut, buku-buku jarinya ikut memutih.Habislah, kecurigaan gadis kecil itu muncul kembali.Jantungku berdebar kencang, tetapi di saat kritis ini, otakku tak mampu berpikir jernih. Aku tak mampu menemukan penjelasan yang tepat."Dokter Zelda dan B
Read more