"Aduh, cuma urusan kecil saja sudah mau menangis. Dokter Raisa, kamu benar-benar seperti kelinci kecil, bukan cuma pipinya yang memerah, tapi juga matanya ikut memerah." Steven sedikit mengerutkan alis, sengaja menertawakanku dengan suara hidung, sambil mengusap kepalaku. "Raisa, kenapa kamu begitu menggemaskan?"Bercandanya menyingkirkan rasa rapuhku yang baru saja muncul dan air mata yang baru saja menggenang kutarik kembali.Aku menghindari tangannya dan pipiku kembali terasa panas.Sejak kecil, aku bukan tipe yang ceria dan menggemaskan, justru sebaliknya, aku pendiam dan dewasa sebelum waktunya. Sepanjang hidupku, Steven adalah orang kedua yang bilang aku menggemaskan.Aku menatap mata Steven yang tersenyum dan seketika hatiku seperti terhentak, lalu diikuti oleh rasa sakit yang samar muncul kembali.Orang pertama …."Dokter Steven, Pak Roni sedang menunggu Anda di departemen." Saat ini, seorang perawat muda datang tergesa-gesa, menyelaku dan Steven.Aku segera menahan emosiku dan
Read more