“Maaf ya, Pak.” Suara pelan itu membuat Sagara menoleh. Keningnya sedikit berkerut, menatap wajah istrinya yang tampak ragu.“Untuk?” tanyanya singkat.“Semuanya,” jawab Latisha lirih. Entah kenapa, sampai sekarang pun rasa bersalah itu masih saja menempel di hatinya. Ia tahu, pernikahan mereka dimulai dari keadaan yang tidak biasa, walaupun Sagara yang menawarkan pernikahan itu, tetap saja Latisha merasa telah menyeret pria itu ke dalam pusaran masalahnya.Sagara menghela napas perlahan, lalu berbalik sepenuhnya menghadap istrinya. Tatapannya hangat, dalam, dan tenang.“Saya tidak pernah merasa kamu punya salah. Tapi kalau pun ada, saya sudah memaafkannya,” ucapnya lembut.Latisha mengerucutkan bibirnya, cemberut kecil.“Kenapa? Mau dicium?” goda Sagara dengan nada santai.Latisha langsung menggeleng kuat, wajahnya memerah.“Kesalahan saya banyak, tahu, Pak,” ujarnya, mencoba menutupi rasa gugupnya dengan nada manja.Sagara tersenyum tipis, sudut bibirnya terangkat.“Oh ya? Coba seb
Last Updated : 2025-10-17 Read more