“Saya ke sana dulu,” pamit Sagara pelan.Belum sempat ia melangkah, jemari Latisha refleks menahan pergelangan tangannya.Di tengah pesta yang megah dengan gemerlap lampu kristal, aroma bunga segar, dan denting musik orkestra yang syahdu, Latisha justru merasa begitu asing. Semua orang tampak saling mengenal, tertawa, dan berbaur dalam hangatnya percakapan.“Kemana?” tanya Latisha lirih, menengadahkan wajahnya.Sagara melirik ke kanan. Empat pria berjas rapi tampak bercengkerama sambil mengangkat gelas kristal mereka. Tawa mereka terdengar ringan, bercampur dengan riuh rendah tamu undangan.“Itu rekan bisnis saya. Sebentar saja, hanya menyapa,” ujarnya lembut, mencoba meyakinkan.“Janji,” ucap Latisha pelan, hampir berbisik, seolah takut suaranya tenggelam dalam hingar-bingar pesta.Sagara tersenyum tipis dan mengangguk. “Iya, sebentar.”Dengan berat hati, Latisha melepaskan cekalannya. Matanya tak lepas mengikuti langkah Sagara, hingga punggung lelaki itu menghilang di antara kerumun
Last Updated : 2025-08-27 Read more