"Ayo, kita ke rumah Danu," Latisha yang baru saja hendak membuka pintu rumah, langsung tertegun. Ia menatap sang mama yang sudah berdandan rapi dengan ekspresi bingung. "Hah? Ngapain, Ma?" tanyanya heran. "Ya membicarakan kelanjutan pernikahan kamu sama Danu, dong. Mama nggak mau menanggung risiko kalau pernikahan ini sampai batal," ujar Hana tegas. Mata Latisha membulat, napasnya tercekat. "Ma..." "Mama yakin, Danu nggak sepenuhnya bersalah. Dia mungkin khilaf. Jadi Mama memutuskan, pernikahan kalian tetap jalan." Latisha menghela napas panjang. Hatinya menolak keras, tapi bagaimana ia harus menjelaskan semuanya ke Mamanya? Ia sudah cukup disakiti, cukup dipermainkan. Ia tak mau jatuh di lubang yang sama dua kali. "Ma... tolong, kali ini dengerin Icha, ya? Cuma kali ini aja," pintanya, memohon. "Ngertiin apanya lagi, Ca? Mama nggak sanggup menanggung malu. Undangan udah disebar, gedung udah di bayar lunas, tetangga udah ngomongin. Masa Mama harus bilang, pernikahan an
Last Updated : 2025-04-15 Read more