Ketukan di pintu membangunkan Bima dari tidurnya. Dia bahkan belum lama memejamkan mata, setelah terus mencoba menghubungi nomor asing yang tertulis di kertas. Meski tahu ada perbedaan waktu, namun Bima seakan tak ingin peduli dengan itu. Meski tetap hasilnya membuat dia kecewa, karena nomor itu masih tidak bisa dihubungi. "Pak Dirga!" Suara Mela terdengar, gedoran di pintu semakin kencang terdengar, bahkan seperti tidak sabar. Bima segera turun dari pembaringan, membawa langkah meski terasa berat karena kantuk yang mendekap. "Mbak? Ada apa?" tanya Bima begitu pintu terbuka, nampak Mela dan Ajeng berdiri di depan pintu dengan wajah tegang. Dalam gendongan Ajeng, Louis terlihat memejamkan mata. "Mas Louis panas, Pak," terang Mela terlihat cemas. Kantuk Bima langsung pergi begitu saja, dia lantas mengulurkan tangan untuk menyentuh dahi mungil Louis, dengan jantung berdegup kencang. "Bagaimana awalnya, Mbak?" tanya Bima, dia sangat awam mengurus bayi, saat mengetahui
Terakhir Diperbarui : 2025-06-05 Baca selengkapnya