All Chapters of Sang Pemuas Hasrat Wanita Kesepian: Chapter 71 - Chapter 80

Angga duduk di tepi ranjang sembari menguap, dia masih merasa lelah meskipun durasai tidurnya terbilang panjang dan juga normal untuk ukuran dirinya yang dahulu kerap kali sering begadang. Tapi kalau dipikir lagi sebenarnya wajar, toh kemarin dia banyak menghabiskan energi dan cukup kelelahan melayani tiga perempuan berbeda sekaligus. Mengingat hal itu, Angga tiba-tiba saja mengendus bau tubuhnya sendiri dan hidungnya seketika mengerut. Dia masih bisa mencium bau manis Bunga di tubuhnya, juga bau Sofia dan Tia meskipun milik mereka jauh lebih samar. Dia tidak mengira bahwa mandi sekali tidak cukup untuk menghilangkan aroma seorang wanita. Ini kejadian baru, dan mungkin saja itu cuma perasaannya.Angga lantas mengerang dan mulai melakukan ritual perenggangan sebelum memulai aktivitas harian. Meskipun hari ini bisa dibilang segalanya berjalan apa adanya. Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa pikiran Angga masih stuck di hari kemarin. Seharusnya dia tidak mengambil kesempatan gegabah itu di

Disituasi ini, Angga benar-benar kacau dan sudah kehilangan ketenangannya. Sungguh, Yuri ternyata betulan tajam bukan sekadar kata orang. Dan sekarang yang lebih buruk dari itu semua adalah Angga telah ketangkap basah melakukan sesuatu yang amoral dengan putrinya. Meskipun memang mereka melakukannya karena sama-sama ingin . Namun tampaknya hal itu mungkin akan sangat sulit diterima mengingat Angga juga pernah tidur dengan wanita ini juga. Sungguh, Angga hanya berharap hukuman apapun yang akan Yuri timpakan padanya lebih cepat dan tanpa rasa sakit.“Demi Tuhan, Yuri. Aku bisa menjelaskan semuanya jika kau mau mendengarku.”Yuri tidak mengubah ekspresi wajahnya, dan hal itu malah jadi tambah menakutkan bagi Angga. Gerak-gerik Yuri yang misterius memperburuk isi kepala Angga. “Begitukah?”“Y—ya, tapi aku menerima kalau kau marah padaku atas apa yang terjadi antara aku dan putrimu,” ungkap Angga.Saat itu, Angga pikir dia akan mendapatkan pukulan tamparan atau bahkan yang terburuk di lapo

Tempat tidur besar tersebut kini mulai berderit seiring pergerakan yang Yuri buat ketika dia menunggangi Angga. Sang pemuda membiarkan wanita matang itu untuk mengambil alih, dia hanya berbaring pasrah seraya menyaksikan dengan penuh nafsu saat Yuri menggunakan dirinya seakan sebagai alat pemuas nafsu. Tangan Angga sendiri meremas pinggul si wanita ketika dia mencengkram dirinya di dalam sana tanpa ampun. Uluran tangannya yang terulur untuk menangkup ke pantatnya yang kencang, sementara jemarinya yang nakal menggali ke dalam mencoba meraih lubang lain disana. Tentu saja hal itu kian menyenangkan Yuri yang menikmatinya di atas sana. Paha Angga yang berminyak pinggul Yuri, menciptakan suara erotis yang menggema ke seluruh ruangan yang sedang mereka tempati.Sambil bersandar, erangan Yuri semakin keras saja. Apalagi ketika Angga berulang kali menyentuh titik manisnya. Di kondisi ini, Yuri benar-benar mengerti mengapa putri semata wayangnya bisa ketagihan bersama pria ini. Angga memang pr

Kia tersentak ketika Angga meletakan batu-batu hangat dipunggungnya. Meski memang terasa mengejutkan ketika rasa panasa mengenai punggungnya, tetapi wanita itu pun secara perlahan mulai merasa rileks dan wajahnya tersenyum puas. “Mmmmmh.... Ini enak sekali.”Merasa bangga atas apa yang telah dia perbuat, Angga pun kembali mengambil sedikit minyak dan kini mulai mengusap kaki sang wanita, membiarkan tangannya bekerja mengerjai tubuh ramping dan halusnya Kia. Meskipun dia sudah berusaha sekuat tenaga untuk bersikap professional dengan menolehkan matanya ke arah lain. Tapi tetap saja, Angga tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari bokong sekal Kia. Ya, karena bagian tubuhnya yang lain tidak begitu spesial tapi bagian yang satu itu memang pantas untuk dilirik.“Bolehkan?” tanya Angga pelan, nyaris ragu ketika tangannya mendekati bokong wanita itu.Kia yang mulanya sedang bersandar santai hanya menghela napas pendek, kedua matanya masih dalam kondisi terpejam. “Boleh saja, asal jangan kete

Angga mendesah seraya mendorong kereta dorong ke arah kolam renang, setelah dia mendapatkan perintah untuk membersihkannya sementara resort tutup malam itu. Tetapi lebih parahnya lagi, dia sedang tertidur pulas saat mendapatkan telepon dari Ani (si manager) yang meminta dia untuk mematikan lampu dan memastikan kolam renang dalam keadaan bersih untuk digunakan besok pagi. Tidak seorang pun tampak begitu Angga berjalan melewati gerbang, untuk kemudian dia tutup dan menguncinya di belakang supaya dia tidak kecolongan ada orang masuk saat dirinya sedang bertugas seperti sebelumnya.Resort tersebut memiliki beberapa kolam renang dengan ukuran yang beraneka ragam, tetapi rata-rata ukurannya cukup besar dan sangat mewah. Itu sebabnya pekerjaan ini jadi dua kali lipat lebih menyebalkan karena Angga harus membersihkan kolam renang yang besar sendirian di larut malam. Tapi apalah daya, mengingat dia berada disini untuk bekerja makan panggilan tengah malam seperti ini pun pastinya sudah menjadi