“Ice cream,” kata Riri sambil menunjuk ke arah penjual ice cream yang kebetulan tidak jauh dari tempat mereka berdiri.“Lagi?” Angga mengedipkan berkali-kali matanya, merasa tidak percaya atas nafsu makan si wanita yang dia ajak jalan sekarang. Bukan tanpa alasan Angga berlaku seperti itu, karena sejak mereka mulai berjalan-jalan Riri tidak henti menunjuk pada setiap penjual makanan kaki lima yang mereka temui di taman kota. Mulai dari takoyaki, mochi, donat, satu burger, dan terakhir tadi dia juga meminum matcha ukuran besar.Kalau soal uang, Angga tidak masalah men-jajani Riri. Toh penghasilannya lebih dari cukup untuk itu. Bahkan bisa mentraktir wanita itu ke restoran fine dinning sekalipun. Hanya saja, nafsu makan Riri yang tinggi lumayan agak mengagetkan Angga. Tapi kalau dipikir lagi, dengan seluruh tingkah polahnya yang selalu berenergi sepertinya sih bisa dibilang wajar.“Aku mau ice cream,” pinta Riri manja.“Iya, aku belikan.”Riri langsung tersenyum senang. “Terima kasih, A
Last Updated : 2025-08-22 Read more