“Tidak. Ini sudah jam pulang kantor. Kalau ingin menemui saya, buat janji dulu dengan asisten saya,” ketus Ghalib.Tuan Fandi terdiam, menganggukkan kepala sambil menatap Ghalib penuh kerinduan. Ghalib memalingkan wajah dan bersiap pergi. Namun, Tuan Fandi keburu mengejarnya.“GHALIB!!! Ayah hanya ingin bicara sebentar.”Ghalib menghentikan langkah, tapi dia tidak menoleh sedikit pun ke Tuan Fandi.“Maaf, Tuan. Ayah saya sudah meninggal. Mungkin Anda salah orang. Untuk keperluan yang lain, besok pagi saja.”Tuan Fandi membisu, mengerat bibirnya sambil menatap Ghalib dengan mata berkaca. Ini semua memang salahnya, tapi dia tidak menduga Ghalib akan menganggapnya sudah tiada. Tanpa menunggu jawaban dari Tuan Fandi, Ghalib sudah berlalu pergi meninggalkan kantor.Dari jauh, Pak Jonas hanya diam memperhatikan. Pria paruh baya itu sudah bekerja cukup lama dengan keluarga Ghalib. Ia tahu bagaimana hancurnya Ghal
Last Updated : 2025-06-16 Read more