“Eng … Nek, saya … tunggu di depan saja, ya!!”Tiba-tiba Deasy bersuara sambil bangkit dari duduknya. Sepertinya wanita berwajah manis itu menyadari jika pembicaraan dua orang ini keluar dari konteks keberadaannya. Dia tidak seharusnya mendengar ini semua.Tanpa menunggu izin dari siapa pun, Deasy keluar dari kabin apartemen Ghalib, menyisakan Nyonya Emilia bersama cucu kesayangannya itu.“Apa maksud dari semua ini, Ghalib? Apa kamu menentang Nenek lagi?”Ghalib mendengkus sambil menyandarkan punggung ke sofa seraya melipat tangan di depan dada.“Apa aku berkata hal yang menentang Nenek tadi?”Bukannya menjawab, Ghalib malah balik bertanya. Tentu saja, Nyonya Emilia kesal dibuatnya.“Jangan berputar-putar kalau bicara. To the point saja!! Maumu apa, Ghalib?”Ghalib terdiam sesaat, menarik napas panjang kemudian menghembuskannya dengan perlahan.“Aku tida
Terakhir Diperbarui : 2025-08-01 Baca selengkapnya