Agung pulang dengan hati berantakan. Masalah Galih saja belum terselesaikan, kini istrinya malah kembali ditahan atas kasus penganiayaan terhadap Adel. Malam itu, ia terduduk di ruang keluarga, memeluk foto keluarga yang sudah mulai berdebu. Airmatanya mengalir tanpa henti.Keesokan harinya, Agung mulai memberanikan diri menemui Nara. Ia datang membawa banyak buah dan makanan, berharap semua itu mampu meluluhkan hati Nara. Ia tahu, kali ini bukan soal uang. Seperti yang dikatakan besannya, kekayaan mereka tak cukup untuk membebaskan Galih karena Nara memegang bukti kuat untuk menjerat putranya ke penjara.Dengan langkah berat, Agung mengetuk pintu rumah Nara. Begitu pintu terbuka, tanpa banyak bicara ia langsung berlutut di hadapan Nara, terisak lirih."Nara, hanya kau satu-satunya harapan, Ayah sekarang. Tolong cabut tuntutanmu, Ayah mohon!" Isaknya sambil menengadah penuh harap.Sebenci apapun Nara pada pria tua itu, ia tak tega melihatnya seperti itu."Ayah, jangan begitu. Berdiril
Terakhir Diperbarui : 2025-05-24 Baca selengkapnya