"Sintia, di sekitar sini ada yang jual kopi?" tanya Lusi, memecah keheningan."Ya, tentu saja ada. Kau mau aku belikan!" tanya Sintia pada Lusi."Ya, tolong ya!" Lusi membuka dompetnya tapi buru-buru tangan Sintia menghentikannya."Cuma secangkir kopi, biar aku yang traktir. Lagian, kamu udah bawain banyak makanan dan buah-buahan untuk Nara. Secangkir kopi dariku tidak sebanding dengan uang yang kamu keluarkan untuk membeli semuanya." ucap Sintia tulus."Cuma makanan dan buah-buahan, enggak usah sampai ngomong berlebih gitu Sintia. Tapi kalau kau memang bersikeras mentraktirku, ya udah aku terima. Makasih banyak ya!" ucap Lusi."Sama-sama, Lusi. Aku pergi beli dulu, ya!" pamit Sintia kemudian beranjak pergi dari ruangan itu."Gimana kabar temen-temen kita di kantor, Lus. Kamu enggak ngasih tau mereka aku di rawat di sini, kan?" tanya Nara setelah kepergian Sintia."Aku mana sempet ngasih tahu mereka, aku sibuk berduaan dengan Pak Erryl, Nara. Dia enggak tahu tempat. Entah di kantor ma
Terakhir Diperbarui : 2025-06-20 Baca selengkapnya