Keya yang sudah tiba di rumah, mendapati Nabil sudah duduk di depan teras. Ia tampak gelisah, memeluk lutut sambil menatap jalanan kosong.“Ada apa ini, Ke?” tanya Nabil begitu melihat Keya turun dari motor. Sheryn masih meronta di gendongan ibunya, tubuh kecilnya basah oleh keringat dan air mata.Melihat itu, Nabil berdiri cepat dan meraih balita itu.“Ya, ya,. ya,.. ya,." "Sini sama Ayah dulu,” bujuk Nabil lembut. Sheryn tak melawan, hanya menelungkupkan wajahnya ke dada Nabil, sesekali tersedu pelan.Tangis seraknya membuat Nabil bertanya-tanya, “Apa yang terjadi tadi, Ke?”Keya tak menjawab. Ia duduk di balai kecil teras rumah, memeluk lutut, menunduk, diam seperti batu. Sesekali tangannya naik mengusap air mata yang terus jatuh dari kelopak matanya.Inginnya Nabil menangkup wajahnya dan menghabus air mata itu seperti duluh jika dia bersedih. Namun,.. dia ragu.“Diam ya, Putri Ayah yang cantik. Nanti jelek lho kalau nangis terus,” Nabil mencoba membuat Sheryn tertawa. Ia mengelus
Terakhir Diperbarui : 2025-08-01 Baca selengkapnya