Pelukan itu bertahan lama. Begitu lama hingga Elena bisa merasakan degup jantung Gerald berdetak stabil di dadanya, seolah memberi irama baru bagi hatinya yang kacau. Aroma lembut parfum Gerald bercampur dengan kehangatan tubuhnya, menenangkan gejolak yang tadi membuatnya menangis.Akhirnya, dengan berat hati, Gerald menarik tubuhnya sedikit, hanya sekadar menciptakan jarak tipis di antara mereka. Ia ingin melihat wajah Elena. Dan di hadapannya, wajah itu tampak begitu rapuh: mata Elena masih basah, kelopaknya memerah, pipinya berkilat oleh sisa air mata. Namun anehnya, bagi Gerald, Elena tidak pernah terlihat seindah malam itu. Ada sesuatu dalam kesederhanaan tangisnya—kejujuran, kerentanan—yang justru membuatnya makin jatuh hati.Jari-jari Gerald yang hangat bergerak pelan, menyapu jejak air mata di sudut mata Elena. Sentuhannya ringan, nyaris seperti sapuan sayap kupu-kupu, tapi mampu membuat Elena menahan napas. “Jangan menangis lagi,” bisiknya, suaranya serak, hampir patah oleh
Last Updated : 2025-08-31 Read more