Isvara mengangguk pelan. Memang benar dia bekerja di Valora—secara teknis. Namun dalam konteks ini, semuanya terasa lebih rumit dari sekadar status karyawan. Bibirnya melengkung membentuk senyum sopan, tapi dalam hatinya, dia bingung harus menjelaskan apa pada mantan atasannya itu, dan bagaimana.Dylan tertawa ringan. “Al, kamu royal banget ya, ngajak karyawan baru makan di tempat semewah ini.”Alvano tidak bergeming, masih duduk tenang seperti biasa. Namun, ada sesuatu yang berubah di matanya—keras, dingin, dan terukur. Dia membiarkan Dylan menyelesaikan ucapannya tanpa menyela, tapi pandangannya sudah bicara lebih dulu.Sementara itu, Livia tertawa kecil. Ringan, tapi penuh makna. Ada binar puas di matanya—puas karena Isvara dianggap tidak lebih dari bawahan Alvano. Lalu mata Livia bergerak cepat, memperhatikan detail kecil yang tidak luput dari perhatiannya: tangan Alvano dan Isvara yang sebelumnya bertaut di atas meja, kini dengan canggung ditarik ke pangkuan masing-masing. Reflek
Terakhir Diperbarui : 2025-06-11 Baca selengkapnya