Pagi itu meja makan rumah Juan dipenuhi aroma roti panggang, telur mata sapi, dan jus jeruk segar. Maia sibuk mondar-mandir dari dapur ke meja makan, memastikan piring suami dan anaknya terisi dengan rapi.“Leo, makan telurnya jangan dicampur dengan selai coklat ya…” Maia menegur lembut sambil menyodorkan sendok kecil.Leo hanya mengangkat bahu, lalu tersenyum usil. “Tapi rasanya enak, Mom.”Juan yang duduk di ujung meja tak kuasa menahan tawa kecil, matanya menatap Maia dengan hangat, “Biarkan saja, Sayang. Anak kecil punya dunia mereka sendiri.”Maia ikut tertawa, tapi entah kenapa tawanya terdengar berlebihan, seperti ingin merekam momen itu sedalam-dalamnya ke dalam hati. Tangannya menyentuh lengan Juan tanpa sadar, seolah takut melepasnya.“Kalau sarapan seperti ini bisa setiap hari, aku tidak akan minta apa-apa lagi,” ucap Maia dengan nada ringan, tapi matanya sedikit berkaca. Juan dan Leo tak begitu me
Last Updated : 2025-08-23 Read more