All Chapters of ISTRI SEMPURNA DI HIDUP KEDUA: Chapter 91 - Chapter 100

“Daddy? Mommy?” panggil si kecil Leo di gendongan Mike yang ada di belakang Maia dan Juan.Leo meringsut turun  dan menghampiri orang tuanya dengan panik saat melihat wajah Maia seperti menahan sakit.“Mom, ada apa? Apa adik kecil nakal di dalam sini?” tanya polos si kecil Leo.“Mommy baik-baik saja, Nak. Jangan khawatirkan Mommy.” ucap Menenangkan.“Bawa Bos ke dalam dan letakkan perlahan.” Mike berseru dan tidak lama, Jane dan Jackson muncul.“Bos, di mana obatmu?” tanya Mike yang mengambil alih merawat Maia. Namun Maia tidak menjawab karena masih meringis kesakitan.Hanya tangannya yang terulur menunjukkan ke arah tas sandangnya.Dengan cepat Mike mengambil botol obat khusus milik Maia. Tepatnya vitamin yang harus Maia minum ketika tubuhnya bereaksi pada ambang batas lelah.Sementara Juan dan Jackson masih emas melihat keadaan Maia yang semakin pucat. Hingga Juan melangkahkan kakinya bermaksud mendekati Maia.

"Maia, aku sangat mengantuk. Dokter Samuel sungguh keterlaluan. Dia benar-benar mengikuti ucapanmu untuk memberikan suntikan obat tidur padaku," gumam Juan yang sekuat tenaga menahan kantuk yang memberatkan matanya."Aku tidak tahu itu tapi kurasa hal itu baik untukmu saat ini. Tidurlah, aku akan memanggil Travis ke sini untuk mengurus urusan perusahaan dan mangabarkan jika kau tidak bisa menemui siapa pun hari ini," ujar Maia lembut seraya membenarkan selimut Juan."Lakukan sesukamu saja. Aku akan mendengarkan saranmu," jawab Juan yang tidak sanggup menahan kantuknya lagi."Juan, tolong jawab aku. Untuk apa kau melakukan itu? Apa karena aku?" Maia mencoba bertanya pada Juan."Jangan dengarkan kata Dokter Samuel, aku memang sakit perut karena terlalu banyak minum bir kaleng. Jadi jangan salahkan dirimu. Lagipula aku sudah baik-baik saja," jawab Juan setengah sadar."Tapi kenapa rasanya aku sangat merasa bersalah?" ucap Maia lagi."Aku tidak

Juan menggendong tubuh Maia ala bridal style perlahan dengan maksud memindahkan Maia ke ranjang miliknya.Setelah itu Juan menggantikan pekerjaan yang Maia lakukan di laptop.Sepanjang malam Juan bekerja karena matanya sudah terjaga. Tidur seharian membuat tubuhnya segar lagi, hingga selarut itu pun matanya sudah muak untuk terpejam."Ahhh, akhirnya selesai juga. Kau sangat gila, Maia. Pekerjaanmu yang sangat banyak bisa kau selesaikan dengan baik. Meski akhirnya tubuhmu tumbang karena kelelahan." celetuk Juan pada Maia yang terlihat nyaman tidur di ranjang."Pekerjaan hari ini dan untuk besok sudah selesai. Aku akan tidur lagi sebelum dia bangun dan bertanya-tanya," gumam Juan sendiri.Juan merebahkan tubuhnya di samping Maia. Sekarang Juan masih bertelanjang dada meski saat ini dirinya sudah memakai celana.Juan mengubah posisi tidurnya menghadap Maia hingga jelas di matanya, wajah wanita yang mulai menarik hatinya itu sungguh cantik.

“Jika kalian masih mengatakan hal buruk tentang kekasihku, bersiaplah untuk menghadapi hal terburuk. Camkan itu!” Luca berucap tegas dan lantang di hadapan semua orang."Ayo, Maia. Kita pergi dari sini. Aku akan membuat perhitungan pada Master Mike karena membiarkan kekasihku dipermalukan di tempat ini. Dasar brengsek!" maki Luca yang marah sembari menarik tangan Maia untuk mengikutinya.Luca dan Maia berjalan dan membelah kerumunan pegawai yang menonton kejadian heboh yang disebabkan oleh Nyonya Amara."Luca, lepaskan tanganku. Semua orang menatap kita sekarang!" Maia membujuk Luca agar melepaskan tangan Maia di sepanjang jalan menuju lobby CloverGPS."Kenapa? Apa kau malu? Atau kau lebih suka disebut sebagai simpanan Ceo daripada menjadi kekasihku?" Luca setengah membentak."Demi Tuhan, Maia. Jika dia itu bukan wanita tua, sudah kupukul wajah keriputnya dan itu pun tidak akan cukup!" sambungnya geram.Maia tidak dapat membantah lagi. Kemarahan Luca yang berapi-api itu jelas karena

Hari ini, Juan mengajak Maia memeriksakan kandungan. Sejak melihat seperti apa bentuk bayi bergerak dalam perut melalui alat canggih seperti USG, Juan tak henti-hentinya menciumi perut Maia.Rasa syukur tak lepas dari wajah Juan dan ungkapan terima kasih berbalut cinta untuk Maia, karena saat bersama Ruby dulu, dirinya tidak sekalipun diizinkan menemani Ruby memeriksakan Leo saat masih di kandungan.Terkesan lebay saat ini, tapi memang begitulah Juan yang dilanda cinta pada Maia."Dasar konyol…" gerutu Maia sambil tersenyum dan ikut keluar dari ruangan tersebut tanpa penolakan. Mereka pergi dari rumah sakit tersebut. Membawa kabar baik untuk Leo dan keluarga O'Neil."Juan, apa kita akan benar-benar pulang? Sepertinya jalan ke mansion bukan melewati jalan ini?" Maia bertanya setelah merasa yakin kalau jalan yang mereka lalui adalah jalan yang berbeda. "Belum, kita belum akan pulang. Kenapa? Kau sudah tidak sabar membuka semua yang tidak akan ditutupi padaku?" jawab Juan dengan pertan