Maia masih menatap hologram itu dengan wajah tegang, tubuhnya bergetar. Nafasnya memburu tak teratur.“Itu… wajahku. Tapi bukan aku. Lalu… siapa dia?” gumamnya parau.Ia menggeleng pelan, lalu tiba-tiba menoleh cepat ke arah Icarus. Tatapannya menusuk penuh api, “Tidak bisakah kau lacak keberadaan anak-anakku lewat wanita itu?”Suasana makin menekan. Mike, Axel, dan Sylas menahan napas menunggu jawaban.Icarus terdiam sejenak, jarinya berhenti di atas tablet. Lalu ia mengangkat wajah, sorot matanya ragu namun berkilat seakan ada ide yang baru teringat.“Aku… mungkin bisa, Bos. Sebentar!”Tangannya kembali bergerak cepat di layar tablet, mengetikkan kode panjang, membuka beberapa jendela peta satelit, dan menghubungkan ke sistem pelacakan tak resmi miliknya. Bunyi klik-klik seketika memenuhi ruangan.Sementara Maia menahan napas, genggamannya pada kain dipan makin kuat, seolah itu satu-satunya pegangan agar ia tak runtuh.“Icarus…” suaranya serak penuh harap, “…katakan anak-anakku… mas
Last Updated : 2025-09-09 Read more