"Selamat malam, Zi," sapa Papa Renan sambil mengukir senyum ramah."Ma… malam, Pa," jawabnya gugup, hampir tersedak kata-katanya sendiri. Tak pernah ia menyangka malam ini kedua mertuanya akan datang secara tiba-tiba.Bagaimana jika mereka tahu… bahwa di rumah ini, saat ini, ada Bela?"Apa mama dan papa boleh masuk?" tanya Mama Rina, menyusul langkah suaminya. Senyum lembut menghiasi wajahnya, tapi bagi Zian, senyum itu seperti lampu sorot yang mengarah langsung ke kesalahannya."Oh, ya… si… silakan masuk, Ma, Pa," jawab Zian tergagap. Ia mencoba mengukir senyum seramah mungkin, meski perasaannya benar-benar kalut.Sambil menutup pintu, tatapan Zian langsung menyapu ruang tamu dan area sekitar, mencari-cari keberadaan Bela. Tapi perempuan itu tak tampak di mana pun. Tidak di dapur, tidak di ruang makan. Bahkan bayangannya pun tidak ada. Hatinya sedikit lega."Ma, Pa, silakan duduk," ujarnya cepat, mencoba mengalihkan perhatian mereka. Ia mempersilakan keduanya duduk di sofa empuk berw
Huling Na-update : 2025-06-12 Magbasa pa