Mia berdiri di pantry lantai sebelas, menggenggam secangkir kopi yang baru saja ia siapkan. Tangannya memasukkan satu tetes cairan bening dari botol kecil ke dalam cangkir—obat penenang ringan yang bekerja cepat, namun tak akan menimbulkan kecurigaan medis.Wajahnya tenang, penuh perhitungan."Aku cuma perlu satu momen... satu kesan... dan Ayu akan hancur dengan sendirinya," gumam Mia sambil mengaduk pelan kopi tersebut.Tak lama kemudian, ia turun ke lantai utama, dengan langkah percaya diri. Ia menghampiri meja Ayu.“Bu Ayu, ini kopi untuk Pak Ashraf. Katanya lagi banyak tekanan, jadi saya inisiatif buatkan,” ucap Mia dengan senyum ramah palsu.Ayu menatapnya curiga. “Kenapa kamu yang bawain?”“Saya cuma membantu, Bu. Saya tahu saya sudah bukan sekretaris lagi, tapi saya masih peduli sama performa kantor ini.”Tanpa menunggu respons Ayu, Mia langsung mengetuk pintu ruang Ashraf dan masuk.---Di dalam ruangan...Ashraf yang saat itu sedang mengecek laporan keuangan, menoleh sejenak.
Last Updated : 2025-08-02 Read more