Udara di ruangan Arjuna Dirgantara terasa semakin berat, dipenuhi ketegangan setelah ultimatumnya yang dingin. Raina berdiri di hadapan Arjuna, dengan kotak cat air dari Bima Samudra masih tergenggam erat di tangannya. Ia merasa terpojok, terhimpit di antara dua dunia yang sama sekali berbeda, dan dua pria yang menuntut kesetiaan yang mutlak. Wajah Arjuna masih sedingin es, tanpa sedikit pun keraguan atau empati. Ia menatap Raina dengan mata yang menusuk, seolah sedang menunggu vonis final. Tidak ada ruang untuk negosiasi, tidak ada celah untuk kompromi. Ini adalah pilihan yang harus diambil Raina, dan ia tahu, pilihan itu akan mengubah segalanya. "Saya butuh jawaban Anda, Raina," suara Arjuna kembali terdengar, pelan namun penuh tekanan. "Sekarang." Raina menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Ia menatap kotak cat air di tangannya. Alat-alat seni yang indah itu, yang seharusnya membawa kegembiraan, kini terasa seperti beban. Ini adalah simbol jiwanya, jiwanya yang k
Terakhir Diperbarui : 2025-06-11 Baca selengkapnya