Dengan gerakan mendadak, Elina meronta. Tubuh kecilnya menggeliat seperti ikan yang terjerat jaring, bukan untuk menyakiti, melainkan untuk meloloskan diri dari pelukan yang menyesakkan. Ada kepura-puraan yang menjerat, tak kasat mata namun menekan, dan ia ingin lepas dari itu semua.“Elie, ada apa sih? Diam dulu ya, biar aku periksa kamu.” Suara Zelina terdengar lembut di permukaan, tapi ada ketegangan samar yang menyelinap di baliknya. Ia meraih lengan Elina, mencoba menahan, mencoba menjaga.Namun Elina sudah mendorong tubuhnya dengan kasar. Tangan mungil itu menepis keras, matanya menyalakan api kecil yang sulit dipadamkan. Tatapan bocah itu menusuk, bukan sekadar marah, melainkan perlawanan.Zelina tidak serta-merta melepaskan. Pelukannya justru menguat, lebih seperti tali pengikat yang dipaksakan daripada dekapan kasih sayang. Ia melirik ke arah Raka, mencari pembelaan, atau setidaknya tatapan yang mengafirmasi tindakannya.Tapi pria itu hanya berdiri, kaku. Diam. Wajahnya suram,
Last Updated : 2025-05-22 Read more