Bukan hanya karena makna kata-kata itu yang menghantam seperti ludah di wajah masa lalu mereka, tetapi juga cara Raka mengucapkannya: ringan, seolah-olah tak ada sejarah luka di antara mereka. Nada suaranya terlalu tenang, terlalu enteng, seperti seseorang yang tidak lagi menimbang dosa apa pun.Tatapan matanya tajam, bagai pisau yang baru saja disentuhkan ke batu asahan. Kirana merasakan sorot itu menembus kulitnya, menghantam langsung ke dalam dada. Ruangan seketika menyempit, udara menjadi berat, dan jarak yang seharusnya aman berubah menjadi ancaman.Raka melangkah mendekat. Bukan dengan langkah besar atau terburu-buru, melainkan pelan, terukur, namun penuh tekanan. Setiap gerakan kakinya seperti gema di telinga Kirana. Saat tiba tepat di hadapannya, jemari Raka terulur, mengangkat dagu Kirana dengan tegas.Tidak kasar, tetapi cukup kuat untuk membuat leher Kirana terasa terikat, seakan ditahan oleh tali yang tak terlihat.Sentuhan itu membuat Kirana menahan napas. Ruang privat di
Last Updated : 2025-05-28 Read more