Tatapan Elina menempel pada punggung Kirana yang perlahan menjauh. Bayangan itu semakin kabur di matanya, tertelan air mata yang mengalir deras tanpa bisa ia cegah. Suara isakannya pecah, serak, merambat ke udara sore yang pengap.Aidan dan Bayu terdiam sejenak, tubuh mereka menegang. Mereka tak pernah membayangkan Kirana akan berbuat sedingin itu, meninggalkan Elina begitu saja. Hati kecil mereka ikut teriris. Begitu melihat bahu mungil Elina terguncang, mereka saling berpandangan lalu segera mendekat.“Jangan nangis, Ellie…” suara Bayu bergetar, mencoba terdengar riang, meski matanya ikut berkaca. Ia tersenyum tipis, senyum yang terasa seperti tempelan kertas rapuh. “Ibu lagi sibuk banget akhir-akhir ini. Kalau Ibu udah agak luang, kamu bisa main ke sini lagi, kok.”Kata-katanya meluncur cepat, berusaha menambal hati Elina yang retak. Namun tak banyak menolong. Tangis itu tetap mengalir, memerangkap mereka dalam keheningan yang terasa panjang.Aidan, yang sejak tadi hanya berdiri can
Last Updated : 2025-08-07 Read more