Hari itu tubuh Kirana seolah diperas habis, seperti spons yang tak lagi mampu menyimpan air. Wajah-wajah gelisah yang ia temui seharian menempel di kepalanya, satu berganti yang lain, membawa beban masing-masing.Begitu sampai rumah, mantel panjangnya dilepaskan dengan gerakan setengah malas, nyaris jatuh sebelum akhirnya tergantung di gantungan kayu. Tanpa pikir panjang ia masuk kamar, membuka pintu dengan tenaga sisa, dan langsung menuju kamar mandi.Air hangat menyambutnya, mengalir pelan, memeluk kulitnya dengan rasa nyaman yang menenangkan. Butiran air menuruni wajahnya, membawa serta debu, keringat, dan sisa kecemasan yang masih menempel.Saat keluar, rambutnya basah, pipinya memerah, tubuhnya ringan. Ia menjatuhkan diri ke kasur, membiarkan bantal empuk menelan kepalanya, dan menyerah pada rasa kantuk.Malam merayap masuk lewat celah jendela, bersama sunyi yang kental, pekat, dan lengket di kulit.***Pagi Bandung menyambut dengan kab
Last Updated : 2025-09-03 Read more