Keheningan menggantung di antara mereka, seperti kabut tipis yang enggan terangkat. Taman bermain yang beberapa jam lalu riuh oleh jeritan riang anak-anak kini sunyi, menyisakan hanya suara dedaunan kering terinjak dan gesekan ranting disentuh angin.Ayunan bergoyang perlahan, seolah masih menyimpan sisa tawa yang tadi membanjiri tempat itu.Lampu jalan memantulkan cahaya kekuningan di permukaan logam perosotan, menciptakan bayangan panjang yang memanjang ke tanah, bagai garis samar yang memisahkan dua hati yang gamang.Kirana menarik napas, mengembuskannya perlahan. Jantungnya masih berdebar kacau sejak kejadian tadi di panggung. Ia menunduk, menatap tanah dengan gundah, lalu mengangkat pandangan, ragu, pada pria di hadapannya.“Terima kasih atas perhatianmu, Tuan Pradana,” ucapnya akhirnya. Suaranya bergetar, tapi tetap berusaha terdengar tegas.Ia menelan ludah, lalu melanjutkan, “Tapi... aku hanya ingin tahu. Kenapa tadi kau t
Last Updated : 2025-09-06 Read more