Genggaman Kirana di gagang pintu mobil kian kuat, seolah jari-jarinya menjadi senar biola yang ditarik sampai hampir putus. Dari luar, kelihatannya hanya sekadar genggaman, tapi di balik itu ada sesuatu yang bergetar, rapuh, dan sulit ditebak arahnya.Udara malam menggantung, dingin, sunyi, seperti menahan napas. Lampu jalan redup, hanya memberi cahaya samar yang jatuh di pipi Kirana. Ia sempat memejamkan mata, setengah menunduk, lalu perlahan mengangguk.Gerakan kecil, hampir tak terlihat, tapi cukup bagi Raka untuk menangkapnya.Raka melepaskan genggamannya dengan hati-hati, seperti melepaskan sesuatu yang mudah pecah. Hangat telapak tangannya masih tersisa di jari Kirana ketika ia berkata lirih, “Cepat istirahat, ya.”Tak ada jawaban. Hanya anggukan singkat. Kirana menutup pintu mobil perlahan, nyaris tanpa suara, lalu berbalik.Langkahnya menuju rumah terasa berat, seperti ada beban yang menarik pergelangan kakinya. Malam yang sepi menelan jejak kakinya tanpa gema. Ia tidak menoleh
Terakhir Diperbarui : 2025-09-14 Baca selengkapnya