Kirana berdiri terpaku, napasnya tertahan seolah paru-parunya mendadak lupa cara bekerja. Ia menoleh ke arah anak-anak yang berkerumun di sekitarnya, wajah mereka penuh antusias yang bercampur cemas.“Untuk apa Raka menemuiku? Boleh nggak aku ajak mereka sekalian?” pikirnya, suara batinnya lirih, gamang.Bayu langsung menjawab, seakan bisa membaca isi kepalanya. “Kami ikut, Ibu!” serunya, matanya berbinar, kedua tangannya yang mungil menggenggam lengan Kirana dengan kekuatan penuh, seolah takut dilepas.Elina pun tak mau kalah. “Aku juga mau, Tante Kirana!” suaranya melengking, renyah, penuh semangat khas anak kecil yang tahu ada kejutan besar menanti.Aidan tidak mengeluarkan sepatah kata pun, tetapi sorot matanya cukup. Ada cahaya tak sabar, sedikit gugup, tapi juga yakin.Kirana menatap mereka satu per satu, hatinya meleleh. Bagaimana mungkin ia menolak? Ia menoleh ke Cempaka, seakan mencari jawaban. “Di
Last Updated : 2025-09-19 Read more