“Aku sempat menduga, tapi sulit percaya.”Kirana mendengar pengakuan itu seperti seseorang yang baru saja melepaskan beban panjang dari punggungnya. Nafasnya terhembus lebih ringan, dadanya lapang, seolah-olah udara pagi Bandung yang dingin tiba-tiba berubah hangat.Selama ini ia hanya menebak-nebak, berusaha merangkai tanda-tanda yang tercecer, namun tak pernah berani mengikatnya menjadi kesimpulan. Kini, semua terjawab.Dulu, ketika ia masih di Malaysia, jauh dari rumah dan terhalang untuk pulang, Kirana menitipkan satu harapan pada Mahira: datanglah sesekali ke makam ibu, taburkan bunga, bacakan doa.Namun setiap kali ia menanyakan kabar pusara itu, Mahira hanya tertawa kecil dan berseloroh, “Mungkin penjaga makamnya yang rajin, Ran. Atau ada orang baik hati yang kebetulan lewat.” Dan memang, bunga-bunga segar selalu sudah terhampar rapi di sana, bahkan ketika ia tidak meminta.Kini Kirana tahu kebenarannya. Bukan penjaga
Last Updated : 2025-09-27 Read more