Di kantor polisi yang temaram lampunya, udara dingin bercampur aroma kertas tua dan kopi basi. Marsha duduk dengan tegak, wajahnya datar, bibir melengkung tipis menyunggingkan senyum yang membuat bulu kuduk berdiri.Tatapannya seperti bilah kaca, dingin, licin, dan penuh ejekan. Saat matanya menangkap sosok Raka yang berdiri sendirian tanpa Kirana, keangkuhannya semakin jelas.“Kalian tidak bisa asal menuduh tanpa bukti,” ucapnya, nada suaranya datar tapi sarat tantangan. “Silakan periksa apa pun, aku tidak peduli.”Ucapan itu membuat ruangan seakan mengeras. Dua polisi yang mendengar spontan saling pandang. Rahang mereka menegang, urat di pelipisnya tampak menonjol, tapi mereka tetap menjaga profesionalitas.Tanpa sepatah kata, mereka menggiring Marsha ke ruang interogasi. Sepatu haknya berderap menghantam lantai keramik, bunyinya menusuk telinga seperti sindiran.Raka berdiri kaku di depan pintu, dadanya naik turun menahan
Last Updated : 2025-10-07 Read more