Meskipun ucapannya sekilas terdengar seperti gurauan, nada kagum dalam suara Wiratama tak bisa sepenuhnya ia samarkan.Ada ketulusan yang meluncur bersama tawa kecilnya, seperti seseorang yang baru saja menyaksikan sebuah keajaiban yang tak ia sangka datang dari arah itu—dari Kirana.Sementara itu, Kirana hanya tersenyum, lembut dan tanpa beban, seperti angin sore yang menyapu pelan dedaunan.“Kebetulan ini memang bidangku,” ucapnya tenang, seolah prestasi besar itu hanya hal kecil yang lewat begitu saja.Sorot mata Wiratama menelusuri wajah perempuan di depannya—santai, percaya diri, seolah semua hal berada di bawah kendalinya.Ia terdiam sejenak, nyaris tak bisa menyembunyikan rasa hormat yang menyeruak ke permukaan.“Oh ya,” katanya kemudian, mencoba kembali ke jalur percakapan, “walaupun Pak Tua Baskoro belum benar-benar pulih, pihak keluarga udah setuju untuk jadi pemasok obat kita. Bahkan, gelombang pertama mereka kasih gratis. Jadi, k
Last Updated : 2025-06-20 Read more