Ditakdirkan?Kirana membiarkan pikirannya tenggelam dalam pusaran pertanyaan yang tak terjawab—siapa sebenarnya Elina?Ia menggigit bibir bawahnya pelan, seperti mencari rasa dalam diam. Tatapannya mengambang, sejenak menembus batas ruang, lalu suaranya mengalir datar, nyaris tanpa warna, “Mungkin saja.”Bara tidak menangkap nada ganjil dalam ucapan Kirana. Ia berdiri dengan gerakan ringan, seolah beban di bahunya baru saja diangkat.“Karena kakek saya masih butuh waktu sekitar satu jam lagi, bagaimana kalau kita tunggu di bawah sambil minum? Terima kasih banyak atas bantuanmu, Dokter Alesha,” ujarnya ramah.Kirana menghela napas diam-diam, seperti mengusir sesak yang tak kasatmata. Ia mengangguk cepat, hampir terburu-buru, seolah ingin segera mengakhiri momen canggung itu.Raka yang sedari tadi berdiri kaku di sisi tempat tidur, ikut melangkah menjauh, tanda setuju tanpa suara.Namun, sebelum mereka bena
Huling Na-update : 2025-06-17 Magbasa pa