Malam itu, angin berembus lembut melewati celah jendela, membawa udara dingin yang menusuk hingga ke dalam kamar kecil tempat Arga beristirahat. Tubuhnya terasa lemas, keringat dingin mengalir di dahinya. Hina duduk di tepi ranjang, menatapnya dengan tatapan khawatir. "Kau demam... sepertinya kau kelelahan setelah festival." bisiknya, menyentuh dahinya perlahan. Arga membuka matanya sedikit, menatap wajah Hina yang samar dalam cahaya redup lilin. "Hina... kau ada di sini?" "Tentu saja. Tidurlah, aku akan menjagamu." Arga tersenyum tipis sebelum matanya kembali tertutup. Hina menghela napas pelan, memperbaiki selimutnya, lalu membelai rambutnya tanpa sadar. "Julian..." lirihnya dalam hati. Namun, tak lama setelah itu, Hina bangkit dan melangkah keluar dari kamar. "Kenapa aku merasa seperti ini?" gumamnya. Sejak kedekatan Arga dengan Sylvia, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Sebuah perasaan yang tak bisa ia tolak. Cemburu. Ia membenci perasaan ini, namun tak bisa men
Terakhir Diperbarui : 2025-09-05 Baca selengkapnya