Angin berdesir lembut di padang rumput yang luas, namun tak ada nyawa lain yang terasa. Arga membuka matanya perlahan, terkejut melihat langit yang berwarna keperakan, jauh dari yang ia kenal. Hatinya terasa gelisah, dan kakinya berat untuk bergerak. Ia duduk, mengusap wajahnya, kemudian menatap lurus ke depan-dan di sana, berdiri sosok yang sangat ia kenal. "Hina..." bisiknya, suaranya tercekat, hampir tak bisa percaya. Gadis itu berdiri beberapa meter darinya, tubuhnya terbungkus cahaya lembut. Di antara mereka, sebuah pedang panjang berkilau tertancap ke tanah, menyisakan kesan aneh. Tak ada darah, tak ada bekas pertempuran. Hanya padang rumput yang sunyi dan pedang yang tegap berdiri, seakan menunggu sesuatu. Hina menatap Arga dengan mata yang dalam, namun penuh luka yang tak bisa dijelaskan. Matanya mengandung kepedihan yang lebih dari sekedar kata-kata. "Ambillah pedang itu, Arga," ucapnya pelan, suaranya menggema dalam kesunyian. "Apa?" Arga berdiri, hatinya terasa sep
Last Updated : 2025-09-18 Read more