Pagi itu matahari baru saja naik, sinarnya menyusup melalui celah tirai ruang tamu. Aroma kopi hangat memenuhi dapur kecil itu. Arga, dengan celemek putih tergantung di lehernya, sedang sibuk mengaduk telur di wajan dan menyiapkan teh. Sesekali ia melirik ke arah jam dinding. "Hina! Bangun! Sarapan sudah hampir siap nih!" teriak Arga dari dapur. Tak lama, suara langkah pelan terdengar dari arah koridor. Hina muncul dengan rambut yang masih berantakan, setengah menguap. "Arga… pagi banget sih? Kan masih libur," keluhnya sambil mengusap mata. "Justru karena libur, kita bisa sarapan santai. Nih, duduk," jawab Arga sambil meletakkan piring berisi roti panggang, telur, dan irisan tomat di meja. Hina duduk, menatap sarapan itu. "Wah, Arga ternyata bisa juga masak rapi begini. Biasanya kan cuma mie instan," candanya. "Kamu memuji ku atau mengkritik ku," jawab Arga dengan senyum tipis. Hina tertawa kecil sebentar, lalu mulai makan. "Jadi, habis ini kita mau ke mana?" tanyanya. "K
Terakhir Diperbarui : 2025-08-19 Baca selengkapnya