Tawa kecil akhirnya pecah dari bibir Nadira, tipis, nyaris seperti desahan lega. Rasa sesak yang tadi mengimpit dadanya perlahan mencair, menyisakan kehangatan yang sulit dijelaskan.“Kenapa kamu jadi kayak Tara, sih?” ujarnya, mata setengah menyipit, suara setengah menggoda. “Selalu aja muncul ide-ide aneh…”Gilang ikut terkekeh, lalu tanpa peringatan mengacak rambut Nadira dengan tangan hangatnya. Gerakan spontan itu membuat Nadira menatapnya, separuh jengkel, separuh gemas.Wajahnya memerah, bukan karena marah, tapi karena detak jantungnya tiba-tiba kacau.Beberapa langkah dari mereka, seorang asisten berpakaian serba hitam berdiri canggung. Ia terus melirik ke kanan dan kiri, waspada seperti seekor rusa yang mencium bau pemangsa.“Gilang, tempat ini terlalu ramai,” bisiknya tergesa. “Kalau sampai ada yang foto, bisa jadi gosip panas. Yuk, langsung masuk mobil.”Seketika, Nadira seperti baru tersadar dari mimpi singkat. Tubuh Gilang masih
Last Updated : 2025-08-15 Read more