Begitu Nadira melangkah keluar dari aula, Lukas menahan Danu dengan sentakan lembut di lengan jasnya yang gelap."Bayu itu... kakek Nadira, ya?"Danu, yang masih menatap lurus ke depan seolah mencoba menjaga jarak dari pertanyaan itu, menjawab dengan nada datar, "Maaf, Tuan. Ini urusan keluarga Nona Wulandaru. Saya tidak bisa berkomentar."Suaranya tenang, tapi matanya memindai ruangan, penuh kewaspadaan. Tak lama, ia memberi isyarat cepat ke salah satu anak buahnya.Mereka mengangguk dan segera bergerak, menghilang ke arah lorong sepi. Tak ada waktu tersisa untuk bermain aman.Bayu harus ditemukan, dan segera.Lukas mengerutkan dahi, mencoba menyusun potongan teka-teki yang terasa asing. "Seharusnya Bayu itu ayahnya Rafka dan Elvano, kan? Jadi kakek Nadira. Tapi kenapa gue baru dengar namanya sekarang?"Mahesa, yang sejak tadi tampak murung, akhirnya tak tahan. Ia mendecak keras, lalu menghela napas panjang."Diam aja deh, Lu.
Last Updated : 2025-09-01 Read more