"Eh, jangan tendang dong," keluh Danu sambil tertawa kecil, berusaha menahan kaki Veronika yang mengayun liar.Veronika, separuh sadar, tergeletak miring di atas kasur putih berseprai kusut. Wajahnya bersemu merah, seperti tersaput warna anggur muda, dan matanya yang setengah terpejam terlihat sayu tapi berkilau.Nafasnya sedikit berat, hangat dengan aroma manis minuman keras yang masih tertinggal di lidah.Danu menatapnya lekat-lekat, senyumnya tak bisa disembunyikan. Pipi Veronika, bulat dan montok, terlihat begitu menggoda untuk disentuh.Ia tak kuasa menahan godaan dan mencubitnya pelan, jari-jarinya menyentuh kulit yang selembut tahu sutra.Namun, bukannya lemah seperti yang ia kira, Veronika malah spontan menarik tangan Danu dan dengan kekuatan mengejutkan, menyeret tubuh laki-laki itu mendekat.Danu kehilangan keseimbangan. Tubuhnya condong ke depan, dan dalam sepersekian detik, bibir mereka bersentuhan.Singkat, panas, dan tak
Last Updated : 2025-09-02 Read more