Mahesa sempat mengangkat tangan, gerakannya pelan dan ragu, seolah hendak mengusap kepala Nadira.Tapi sebelum tangannya benar-benar menyentuh rambut putrinya, ia menghentikan diri. Tangan itu mengambang di udara, lalu turun perlahan.Sorot matanya sendu, suaranya tenang tapi mengandung riak dalam, “Itu hal kecil,” katanya pelan.Lampu ruang operasi padam, menyisakan cahaya temaram dari lorong rumah sakit yang lengang. Roda ranjang dorong menggesek lantai, suara logamnya bergema. Jais dibawa keluar oleh tim medis, wajahnya pucat dan tertutup masker oksigen.Senja melangkah cepat, wajahnya menegang, suaranya pecah oleh cemas, “Dok, gimana keadaan Jais?”Dokter, seorang pria paruh baya dengan garis-garis lelah di wajahnya, melepaskan sarung tangan bedah sambil menghela napas panjang.“Jais punya riwayat gangguan liver,” jelasnya dengan nada hati-hati. “Kejadian tadi memicu lonjakan fungsi hati dan tekanan darah yang tinggi, menyebabkan pendara
Last Updated : 2025-09-03 Read more