Ucapan Lukas yang meluncur dengan nada nyinyir seperti duri kecil yang tepat menusuk titik rawan dalam kepala Mahesa.Mendadak langit suasana hatinya yang tadinya mendung berubah menjadi hujan gerimis, tanpa suara, tanpa amarah.Ia menutup telepon begitu saja, jari-jarinya gemetar ringan, tak berkata sepatah pun.Memang, cara bicara Lukas kerap memancing emosi. Sinis, ceplas-ceplos, dan kadang terlalu jujur. Tapi kali ini, di balik nada sarkas yang menjengkelkan itu, ada kebenaran yang tak bisa ditepis.Mahesa, bagaimanapun, sudah memilih. Naura, perempuan yang ceria dan penuh semangat itu, kini adalah tunangannya.Orang yang akan menyandang gelar istrinya mulai esok hari.Seolah semesta ikut mempermainkan hati Mahesa, ponselnya kembali bergetar. Nama Naura menyala di layar.“Sayang, kamu di mana?” Suara Naura meluncur lembut, manja seperti gula kapas yang meleleh di lidah.“Aku baru nemu gaun pengantin yang c
Last Updated : 2025-07-11 Read more