Tama menyeka sudut bibirnya dengan serbet linen berwarna krem, gerakannya pelan namun mantap, seperti sedang mempertimbangkan sesuatu yang jauh lebih besar dari sekadar sarapan."Lumayan penting. Lukas Prabawa, pewaris Prabawa Group di Bintaro," ucapnya datar, tapi matanya menyiratkan sesuatu yang lebih gelap.Alis Nadira naik perlahan, menandakan ketidaksenangan yang muncul lebih karena kejengkelan daripada keterkejutan."Keluarga Prabawa Bintaro? Mafia kelas kakap Jakarta itu?" suaranya tajam, mengiris keheningan ruangan seperti sembilu."Selamat, jawabannya benar," ujar Tama, nada suaranya setengah mengejek, setengah pasrah.Nadira mengangkat bahu, gerakannya malas namun jelas tak acuh. "Biarin. Dia juga yang cari gara-gara. Kalau perlu, suruh Tara beresin."Matanya menatap kosong ke arah jendela suite yang menghadap kota, bias cahaya matahari pagi menciptakan pantulan keemasan di permukaan kaca.Dalam diamnya, pikirannya berputar,
Last Updated : 2025-07-08 Read more