Lukas terkekeh pelan, tawa yang lebih mirip gumaman licik daripada keceriaan tulus. "Makanya, kali ini gue serius. Total. Kalau perlu, nekat sekalian."Pandangan matanya sempat menoleh, menembus keremangan senja dan gerimis tipis yang membasahi jalanan, mengikuti jejak samar mobil Nadira yang sudah menjauh dari pandangan.Hanya genangan yang memantulkan cahaya lampu sebagai jejak keberadaannya."Aku sempat mikir, mungkin dia masih punya sisa perasaan sama kamu," ucap Lukas, nada suaranya turun menjadi setengah bisikan, seolah tengah menceritakan rahasia."Tapi ternyata aku salah. Begitu perempuan mutusin buat pergi, mereka bisa jauh lebih dingin, lebih tajam dari pisau. Dan, jujur aja, aku suka yang kayak gitu."Senyum Lukas melengkung, tipis dan licik, saat ia menepuk bahu Mahesa. Penuh maksud yang tak seluruhnya terucap."Gue nggak bakal kasih kamu hadiah pernikahan. Tapi siap-siap aja denger kabar bahagia dari gue. Siapa tahu, kamu malah
Huling Na-update : 2025-07-19 Magbasa pa