Dulu, Nadira berusaha sebaik mungkin menciptakan rumah yang terasa seperti pelukan, penuh aroma kayu manis dan teh melati.Ia percaya, Mahesa akan betah dengan perempuan yang lemah lembut, rajin memasak, dan selalu tersenyum meski tubuhnya lelah.Ia pikir, menjadi istri yang "rumahan" adalah jawaban. Tapi kehangatan yang ia bangun hanya bergaung di dinding kosong, tak pernah benar-benar menyentuh hati Mahesa.Pria itu jarang pulang ke kamar mereka, bahkan nyaris tidak dalam setahun terakhir. Ruangan yang seharusnya menjadi tempat mereka berbagi rahasia berubah jadi museum sunyi, dihuni oleh bayangan dan harapan yang tak kunjung pulang.Kadang, perempuan terlalu lihai berimajinasi, sampai lupa bertanya pada dirinya sendiri: benarkah ini yang aku mau?Nadira pernah berpikir, semakin besar pengorbanan, semakin besar pula cinta yang akan ia terima. Tapi ternyata, pengorbanan itu hanya dipahami oleh dirinya sendiri, berakhir menjadi ruang gema yang sepi
Last Updated : 2025-07-31 Read more