Home / Rumah Tangga / Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi / Bab 72: Wangi Mawar yang Hilang

Share

Bab 72: Wangi Mawar yang Hilang

Author: Rizki Adinda
last update Last Updated: 2025-07-30 13:02:01

Nadira menyipitkan mata, menatap Danu seperti menilai apakah lelaki itu masih layak diberi waktu atau sebaiknya dihapus dari semesta pikirannya.

Suaranya datar, tapi ada sengatan halus di baliknya. “Kamu gabut, ya?”

Danu buru-buru menggeleng, gerakannya seperti anak kecil tertangkap basah bermain petasan di ruang tamu.

“Maaf, salah saya.”

Nadira tak menambahkan satu kata pun. Hanya memalingkan wajah, melangkah ke dalam rumah, meninggalkan aroma parfum mawar yang samar-samar mengambang di udara seperti bekas musim semi yang enggan pergi.

Begitu pintu tertutup rapat di belakangnya, Danu mengembuskan napas panjang. Ia menepuk-nepuk bibir sendiri pelan, seperti menghukum mulutnya yang tak bisa diam.

“Siapa suruh sok banyak omong…”

Sementara itu, beberapa detik setelah mobil Danu melaju pergi, keheningan jalan di depan Wulandaru Court dilanggar oleh suara halus ban mobil meluncur di atas aspal.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi   Bab 74: Jongkok di Depan Kloset

    Tadi malam, Aidan nyaris menghamburkan puluhan juta rupiah hanya demi Nadira. Sebuah tindakan impulsif yang membakar amarah Tina hingga menyala seperti obor tersulut.Sorot matanya saat itu bukan lagi sekadar cemburu, tapi cemburu yang memar dan membusuk, berbalut ego yang terkoyak.Begitu acara lelang usai dan lampu-lampu aula mulai diredupkan, Tina menarik Aidan ke sudut lorong hotel, berharap sebuah pelukan meredakan bara dalam dadanya.Tapi kali ini, yang mendarat bukan kata maaf atau belaian lembut, melainkan sebuah tamparan keras, telak, seperti gemuruh petir yang jatuh di atas genteng seng.Bunyi benturannya nyaring. Wajah Tina terpental ke samping, rambutnya yang dicat ash brown melambai acak.Telinganya berdengung seperti baru saja keluar dari ruang kedap suara, dan sesaat dunia terasa menjauh. Ia berdiri kaku, matanya kosong.Bahkan rasa sakit itu pun belum sempat ia pahami, belum cukup waktu untuk menyusun kemarahan atau rasa malu

  • Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi   Bab 73: Akibatnya Sendiri

    Dulu, Nadira berusaha sebaik mungkin menciptakan rumah yang terasa seperti pelukan, penuh aroma kayu manis dan teh melati.Ia percaya, Mahesa akan betah dengan perempuan yang lemah lembut, rajin memasak, dan selalu tersenyum meski tubuhnya lelah.Ia pikir, menjadi istri yang "rumahan" adalah jawaban. Tapi kehangatan yang ia bangun hanya bergaung di dinding kosong, tak pernah benar-benar menyentuh hati Mahesa.Pria itu jarang pulang ke kamar mereka, bahkan nyaris tidak dalam setahun terakhir. Ruangan yang seharusnya menjadi tempat mereka berbagi rahasia berubah jadi museum sunyi, dihuni oleh bayangan dan harapan yang tak kunjung pulang.Kadang, perempuan terlalu lihai berimajinasi, sampai lupa bertanya pada dirinya sendiri: benarkah ini yang aku mau?Nadira pernah berpikir, semakin besar pengorbanan, semakin besar pula cinta yang akan ia terima. Tapi ternyata, pengorbanan itu hanya dipahami oleh dirinya sendiri, berakhir menjadi ruang gema yang sepi

  • Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi   Bab 72: Wangi Mawar yang Hilang

    Nadira menyipitkan mata, menatap Danu seperti menilai apakah lelaki itu masih layak diberi waktu atau sebaiknya dihapus dari semesta pikirannya.Suaranya datar, tapi ada sengatan halus di baliknya. “Kamu gabut, ya?”Danu buru-buru menggeleng, gerakannya seperti anak kecil tertangkap basah bermain petasan di ruang tamu.“Maaf, salah saya.”Nadira tak menambahkan satu kata pun. Hanya memalingkan wajah, melangkah ke dalam rumah, meninggalkan aroma parfum mawar yang samar-samar mengambang di udara seperti bekas musim semi yang enggan pergi.Begitu pintu tertutup rapat di belakangnya, Danu mengembuskan napas panjang. Ia menepuk-nepuk bibir sendiri pelan, seperti menghukum mulutnya yang tak bisa diam.“Siapa suruh sok banyak omong…”Sementara itu, beberapa detik setelah mobil Danu melaju pergi, keheningan jalan di depan Wulandaru Court dilanggar oleh suara halus ban mobil meluncur di atas aspal.

  • Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi   Bab 71: Pertemuan Terakhir

    Hingga titik ini, dana donasi telah menembus hampir Rp90 miliar, jauh melampaui target semula. Riuh tepuk tangan masih menggema ketika lampu-lampu panggung mulai diredupkan satu per satu.Di tengah gemerlap kilau kamera dan senyum-senyum kemenangan, sang penyelenggara tampak sumringah, wajahnya bersinar seperti tak ingin malam ini lekas usai.Nama acara itu hampir bisa dipastikan akan mendominasi media sosial esok hari, menjadi bahan perbincangan dari kafe hingga ruang redaksi.Di luar aula, hawa Jakarta mulai menggeser suhu. Angin malam menyusup pelan melalui sela gedung-gedung tinggi, membawa serta aroma aspal hangat yang mulai mengering dan suara bising kendaraan dari kejauhan.Nadira melangkah keluar bersama asistennya. Tumit sepatu stiletto-nya beradu dengan lantai trotoar berlapis marmer, menghasilkan ketukan ritmis yang kontras dengan keheningan setelah acara.Sementara Tama masih tertahan di dalam, sibuk mengurus administrasi dengan pihak v

  • Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi   Bab 70: Harga Sebuah Luka

    Lelang dibuka dengan suara juru lelang yang bergetar di antara denting gelas dan bisik-bisik penasaran."Dibuka dengan harga tiga miliar rupiah!" serunya, suaranya nyaris tenggelam oleh gemuruh pendingin ruangan dan gemerisik kain mahal yang dikenakan para undangan.Nadira duduk tegak, diam. Sorot matanya tenang, tapi jemarinya memainkan tepi kipas di pangkuannya. Ia tak langsung mengangkat papan.Sebaliknya, ia hanya menggerakkan kepalanya sedikit, sebuah isyarat nyaris tak terlihat yang hanya dimengerti oleh satu orang: Danu.Tanpa ragu, Danu mengangkat papan bernomor di tangannya, "Tiga koma tiga miliar."Ruangan terdiam. Beberapa tamu saling pandang, menyamakan keyakinan bahwa pria itu adalah orang yang sama yang barusan menawar kalung antik seharga enam puluh miliar.Sebagian terpaku, sebagian bingung. Apa ia hanya ingin pamer? Atau benar-benar menginginkan mangkuk-mangkuk tua itu?Namun satu hal yang pasti: semua orang tahu Danu

  • Mantan Suami Memohon Cintaku Lagi   Bab 69: Aroma yang Masih Tinggal

    Riuh mendadak mereda, seolah suara itu menyayat kesunyian dengan pisau tak kasat mata.“Empat puluh dua miliar rupiah... diketuk!”Palu pelelang menghantam kayu dengan dentuman yang terasa menohok dada Aidan. Di tengah ruangan penuh cahaya kristal dan wangi parfum mahal, semua mata kini terarah pada sosok yang tak terduga: Nadira.Namun, semuanya bermula dari satu suara.Beberapa menit sebelumnya, ruang lelang itu penuh gairah. Lampu gantung menggantung megah dari langit-langit setinggi dua lantai, memantulkan kilau zamrud yang terpajang di podium kaca.Kalung itu—keindahannya seperti embun beku di atas daun teh pagi hari, hijau, dingin, dan tak tersentuh.Lalu seseorang mengacungkan papan, dan tawaran mengguncang seluruh ruangan.Aidan terhuyung. Nafasnya tercekat, matanya langsung mencari asal suara. Duduk agak di belakang, seorang pria berjas panjang hitam tampak bersandar santai, seperti seorang bangsawan di sing

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status