Balai dusun malam itu ramai. Lampu petromak yang tergantung di tengah ruangan berayun perlahan, bayangannya bergerak di dinding kayu. Pak RT, seorang pria berusia lima puluhan dengan wajah tegas dan alis tebal, duduk di kursi panjang bagian depan. Warga memenuhi ruangan, beberapa berdiri di pintu, sebagian lagi mengintip dari jendela.Kedua pria yang tertangkap tadi duduk di kursi panjang berhadapan dengan warga. Tangan mereka gemetar, wajah pucat, pandangan menunduk. Peluh membasahi leher mereka meski malam itu cukup dingin.Pak RT mengetuk meja kayu di depannya.“Baik. Saya minta semua tenang. Kita ingin dengar penjelasan dari dua orang ini. Kalian siapa, dari mana, dan apa tujuan kalian mengintai rumah Mas Yitno?”Keduanya saling pandang, tampak ragu. Salah satunya, yang berbadan agak kurus, membuka mulut.“Kami… kami cuma lewat, Pak…”“LEWAT?!” potong Rijal keras. “Bawa batu di tangan, jongkok di balik bambu, tengah malam, bilangnya cuma lewat? Mau bodohi siapa?!”Sorak dan gumama
Last Updated : 2025-08-10 Read more