"Jangan, Dik," cegah Bang Yitno tegas."Jangan kenapa lagi, Bang? Aku tidak suka dengan cara pandang mereka yang selalu melihat dari luarnya saja.""Abang kan sudah bilang, biarlah itu menjadi urusan mereka. Terkadang, orang yang tulus itu kita dapatkan saat kita di posisi bawah.""Bang, walaupun Abang di posisi tinggipun, mereka tetap mencari kesalahan Abang." Aku mulai kesal dengan segala sifat mengalahnya itu."Dengar, Dik. Mungkin ini ujian pernikahan kita. Bisa saja lambat laun kakak-kakakmu menyukaiku. Ujian pernikahan bermacam-macam, Dik. Dari mertua, ekonomi, dari pasangan, bisa juga dari ipar. Tidak ada pernikahan yang sempurna itu. Akan ada saatnya mereka juga akan tahu, Dik.""Tapi kapan, Bang?""Diamlah jika kamu masih mampu bersabar. Tetapi jika diammu tidak dihargai, bicaralah agar mereka diam."Aku mulai mengalah kala Bang Yitno sudah ceramah. Entah terbuat dari apa hingga hatinya sesabar itu.Berjam-jam perjalanan ke rumah Ayah hingga keringat turun sejagung-jagung memb
Last Updated : 2025-05-14 Read more