Suara dering ponsel yang lirih menembus keheningan kamar mewah itu, hampir tenggelam di antara dengung pendingin udara dan napas berat seseorang yang terlelap. Layar ponsel di atas meja sisi tempat tidur berpendar redup, menampilkan satu nama: Sarah.Namun tangan Indra tak bergerak. Ia tertidur pulas di sisi kiri ranjang, mengenakan kaos abu lembut dan celana santai, wajahnya tenang, nyaris tak terusik. Di sisi lain Natasha mengerjap pelan, lalu memandang kesal ke arah sumber cahaya yang mengganggu ketenangan malam.“Siapa sih yang nelpon jam segini?” gumamnya, seraya mengulurkan tangan. Ia menyipit membaca nama di layar—Sarah.Seketika, ekspresinya berubah. Alisnya berkerut, bibirnya menipis dalam ketegangan yang sulit dijelaskan, antara cemburu, curiga, dan rasa tidak suka yang menumpuk. “Sarah lagi …,” bisiknya dingin, suaranya hampir tak terdengar. “Dan pasti ngomongin Adit.”Ia melirik ke arah Indra yang masih tertidur, lalu tanpa pikir panjang, menggeser layar dan menerima pan
Dernière mise à jour : 2025-10-06 Read More