Sosok yang berdiri di depannya, dengan mata menyala penuh amarah, adalah Hardian. Tubuhnya basah kuyup, rambutnya menempel di wajah, air hujan menetes dari ujung-ujung bajunya. Namun yang paling mencolok adalah kemarahan membara di matanya.“Bajingan lo, Dit!” seru Hardian dengan suara parau, tangannya mengepal kuat. “Lo udah rusak keluarga gue! Lo selingkuh sama nyokap gue! Gimana bisa lo tega kayak gitu, ha?! Lo udah gue anggap sodara! Lu makan, tidur, boker di rumah gue! Lu udah dianggap keluarga! Gak punya otak, lu ya!!”Adit mencoba bangkit, memegang pipinya yang masih terasa nyeri. "Hardian ... tunggu, gue bisa jelasin," katanya dengan suara terengah-engah, mencoba meredakan situasi.Namun Hardian tak memberi kesempatan. Dengan cepat, ia melayangkan pukulan lain ke arah Adit. Kali ini mengenai rahang kiri Adit, membuatnya kembali terhuyung.“Jelasin apa, Dit?! Gue udah liat semuanya! Gue liat lo sama nyokap gue tadi di mobil!” Hardian berteriak marah, suaranya pecah di antara ge
Dernière mise à jour : 2025-06-18 Read More