Masih berada di dalam ruangannya yang tenang, El duduk di sofa, sementara Alya duduk di sisi lainnya, menyesap teh hangat yang baru saja ia buat. Senja mulai merayap di balik jendela besar, menyinari ruangan dengan cahaya oranye lembut. Obrolan mereka ringan, tentang musik, buku, dan sesekali tentang hidup Alya yang perlahan membaik sejak kejadian tragis itu. Suara Alya lembut, tapi matanya berbinar penuh rasa hormat dan ketertarikan saat memandangi El. “El, bagaimana caramu bisa tetap tenang dalam situasi terburuk sekalipun?” tanya Alya pelan. El tersenyum tipis. “Karena kalau aku panik, orang lain akan kehilangan harapan. Seorang dokter… harus bisa menjadi jangkar di tengah badai.” Alya tersenyum, tetapi sebelum ia sempat menanggapi, ponsel El yang diletakkan di meja bergetar keras, disertai dering yang tajam. El mengangkatnya segera setelah melihat nama ‘IGD’ terpampang di layar. “Dr. Elvario di sini,” jawabnya. “Dok, ini gawat! Ada pasien laki-laki, usia 63 tahun. Ia m
Last Updated : 2025-07-27 Read more